Review Buku Who Moved My Cheese

Judul : Who Moved My Cheese
Penulis : Spencer Johnson
Penerbit : Elex Media Komputindo
ISBN : 0-399-14446-3
Tebal : 125 halaman
Tahun terbit : 2012
Cetakan : ke 7 Januari 2017
Genre : Non Fiksi

Sebelum saya melanjutkan review karya Spencer Johnson ini, izinkan saya bercerita tentang hal-hal menarik dari buku Who Moved My Cheese ini.

Pertama

Setiap kali saya mencari daftar referensi buku-buku manajemen, buku ini selalu tampil diantara buku-buku manajemen lainnya.

Kedua

Ketika saya mengunjungi toko buku, buku ini selalu terpampang pada saat memasuki area buku manajemen.

Ketiga

Judul buku ini sangat “berbeda” bila dibandingkan dengan buku manajemen lainnya, bahkan saya tidak menyangka kalau buku ini bercerita tentang manajemen perubahan.

Keempat

Saya merasa seperti membaca sebuah novel sehingga sangat mudah mencerna tulisannya.

Kelima

Ada cerita dalam sebuah cerita.

Nah, penasaran khan atas kelima hal menarik tentang buku yang akan direview kali ini?

Mari kita lanjutkan.

Hal yang saya senangi dengan buku ini adalah cara penuturannya yang mudah dimengerti. Saya sendiri membaca buku ini selesai dalam waktu dua hari.

Bahkan penulis buku ini mengatakan bahwa buku ini disampaikan secara sederhana. Walaupun demikian, dengan kesederhanaan isinya,  saya melihat bahwa ada beberapa sikap saat seseorang menghadapi sebuah perubahan.

Penuturan buku diawali dengan kisah di balik cerita, bagaimana seorang penyiar program televisi bernama Charlie terselamatkan karirnya setelah mendengar kisah Who Moved My Cheese. Kisah diawal ini akan menggugah para pembaca untuk melanjutkan membaca halaman per halaman buku tersebut.

Selanjutnya, cerita dimulai dengan sebuah reuni sekolah yang mempertemukan beberapa mantan teman sekelas, diantaranya ada Angela yang dulunya murid terpopuler, Nathan yang punya usaha keluarga, Carlos mantan kapten tim sepakbola serta ada juga Michael, Frank, Jessica dan lainnya.

Satu sama lain bercerita bagaimana perubahan-perubahan telah menerpa mereka selepas masa sekolah. Bahkan dalam menghadapi perubahan banyak diantara mereka enggan melakukan langkah perbaikan. Dalam pertemuan itu, Michael bercerita kepada kawan-kawannya kisah tentang 2 ekor tikus bernama Sniff dan Scurry dan 2 kurcaci bernama Hem dan Haw. Keempatnya selalu memburu keberadaan keju, sampai suatu saat mereka menemukan tempat di mana keju sangat berlimpah ruah.

Cerita keempat tokoh inilah yang memberikan gambaran sikap yang dihadapi ketika menemui sebuah perubahan. Perubahan digambarkan saat keju yang sangat banyak itu tiba-tiba menghilang keesokan harinya.

Bahkan dalam menghadapi perubahan banyak diantara mereka enggan melakukan langkah perbaikan.

Sniff dan Scurry menggambarkan sikap seseorang yang langsung mengambil langkah ketika terjadi sebuah perubahan dan bahkan menyadari sedari awal sebelum perubahan itu terjadi.

Haw menggambarkan sikap yang awalnya ragu-ragu terhadap perubahan, namun segera menyadari dan mengambil langkah. Sedangkan Hem menggambarkan sikap bertahan tanpa mengambil sikap apapun dan terus menunggu bahwa keadaan akan menjadi lebih baik walaupun kemungkinannya kecil hal tersebut terjadi.

Dalam buku ini digambarkan bagaimana keju yang berlimpah ruah itu merepresentasikan tentang kehidupan yang kita jalani saat ini. Dalam dunia bisnis, keju ini seperti jaringan toko kecil yang tidak tergoyahkan yang dimiliki oleh keluarga Nathan.

Saat hilangnya keju pada keeseokan harinya menggambarkan situasi bagaimana suatu saat megagrosir dengan banyak persediaan dan harga yang lebih murah menghantam bisnis keluarga tersebut.

Setiap halaman ditulis dengan ukuran huruf yang relatif besar bila dibandingkan dengan buku sejenis lainnya. Hal ini memudahkan kita membaca alur cerita bagaimana Haw sang kurcaci memulai perjalanan mencari tempat keju yang berlimpah (menuju kehidupan yang lebih baik).

Demikian juga percakapan Michael dan kawan-kawannya yang ditulis dengan baik, seolah-olah pembaca juga ikut nimbrung di acara reuni sekolah.

Keunggulan lain dari buku ini selain kita dengan mudah memahami cerita, penulis buku melalui karakter Haw menuliskan beberapa kutipan di dinding : Perubahan selalu terjadi, Antisipasi Perubahan, Perhatikan Perubahan, Cepat Menyesuaikan Perubahan, Berubah, Nikmati Perubahan, dan Bersiap untuk berubah kembali.

Kutipan-kutipan tersebut menggambarkan kita dalam mengambil langkah perbaikan untuk menghadapi sebuah perubahan.

Buku ini menginspirasi kita semua seperti yang tersebut dalam tagline buku ini yaitu Cara Jitu Menghadapi Lika-liku Perubahan dalam Kehidupan dan Pekerjaan.

Setelah membaca buku tersebut, tentu pertanyaan yang akan muncul adalah, bagaimana sikap kita ketika menghadapi perubahan? Apakah seperti Sniff dan Scurry yang langsung sigap mengambil langkah, apakah seperti Haw yang awalnya masih nyaman dengan keadaan yang ada lalu mengambil tindakan, ataukah seperti Hem yang tetap bertahan?

Kita semua tahu hasil akhir dari kisah Charlie sang penyiar. Kita juga tahu bagaimana obrolan reuni di sekolah yang diselipkan cerita tikus dan kurcaci itu telah membuka wawasan mereka tentang menyikapi sebuah perubahan.

Kutipan-kutipan tersebut menggambarkan kita dalam mengambil langkah perbaikan untuk menghadapi sebuah perubahan.

Oleh sebab itu, sesuai dalam pesan di buku tersebut mari kita ambil langkah menghadapi perubahan untuk kehidupan yang lebih baik.

Bukunya bisa didapatkan disini.

Semoga bermanfaat.
Review buku ini juga dipublish di blog aksi-aksi manajemen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *