Review Buku Kekeliruan Manajer

Judul : Kekeliruan Manajer
Penulis : Hadi Satyagraha
Penerbit : Elex Media Computindo
ISBN : 978-602-02-6978-8
Tebal : 269 halaman
Tahun Terbit : 2015
Genre : Non Fiksi

Kali ini blog Buku Manajemen akan mereview Buku Berjudul Kekeliruan Manajer, karya Hadi Satyagraha.

Walaupun tebal, namun ketika mulai membacanya rangkaian kalimat-kalimat, tidak akan terasa. Penulis mampu merangkai sebuah cerita yang mudah dipahami oleh pembaca.

Simak saja salah satu komentar buku ini, Ahmad Mukhlis Yusuf. Cerita yang mengalir dalam rangkaian story telling dan solusi nyata merupakan keunggulan buku ini.

Penulis buku ini pernah menjabat sebagai manajer, CEO dan seorang Dekan. Saat ini masih menjabat Senior Business Advisor dan Dosen. Karena pengalamannya tersebut, menjadikan buku ini penuh dengan materi yang berbobot.

Buku ini membahas 20 (dua puluh) praktek manajer yang merupakan sebuah kekeliruan. Kekeliruan Manajer tersebut diantaranya adalah Asal Bos Senang (ABS), Emang Gue Pikirin (EGP), Favoritisme, Kambing Hitam, dan Yes Men.

Semua kekeliruan manajer tersebut disampaikan oleh penulis dengan bahasa yang mudah dimengerti dan sederhana namun tetap fokus pada penjelasan materi.

Pembahasan sebuah kekeliruan yang dilakukan manajer tersebut disertai dengan beberapa contoh membuat pembaca, khususnya seorang manajer, yakin bahwa ada praktek yang keliru dan perlu segera diperbaiki.

Sebagai contoh, salah satu kekeliruan manajer, yaitu firing-too-slow, penulis menyampaikan bahwa saat organisasi tidak memberhentikan orang yang tersangkut integritas, maka organisasi akan mulai kehilangan orang-orang terbaiknya.

Tentunya, bila manajer mengetahui kekeliruan tersebut, maka tindakan tersebut segera diperbaiki.

Untuk meyakinkan pembaca, penulis juga memberikan data-data dari sumber yang terpecaya. Dalam pembahasan tentang praktek favoritisme, penulis menyampaikan hasil penelitian dari McDonough School of Business, Georgetown University.

Salah satu hal yang menarik bagi saya, adalah setiap pembahasan sebuah kekeliruan, penulis buku ini selalu mencantumkan beberapa kutipan.

Salah satu kutipan yang ada adalah A Desk is A Dangerous Place from Which to View The World. Pesan yang ingin disampaikan adalah seorang manajer harus melaksanakan controlling by inspection, pengawasan langsung di lapangan.

Setiap bab pembahasan Kekeliruan Manajer, penulis memberikan 3 (tiga) pola yang mudah dimengerti oleh pembaca.

Pola pertama, penulis menceritakan sebuah fakta yang terjadi terkait kekeliruan yang dilakukan oleh seorang Manajer. Ada latar belakang dan ada efek yang terjadi setelah kekeliruan itu dilakukan.

Saat pembahasan tentang Comfort Zone, penulis memberi contoh tentang kegalauan sang komisaris terhadap perusahaan yang nyaman dengan posisi pangsa pasar saat ini. Padahal di luar sana, pesaing telah meluncurkan produk inovatif yang siap merebut pangsa pasar.

Selanjutnya, pola penulis memberikan argumentasi, kenapa sebuah perilaku merupakan sebuah kekeliruan yang akan berbahaya pada tingkatan organisasi.

Dalam perilaku Emang Gue Pikirin (EGP), penulis menganggap hal tersebut bahaya bagi organisasi, karena sifatnya yang menular dan merupakan epidemi yang dahsyat. Bila dibiarkan akan meruntuhkan sebuah organisasi.

Terakhir, penulis memberikan tips bagaimana menghindari kekeliruan tersebut.

Sebagai contoh, penulis memberikan salah satu tips untuk menghindari kekeliruan favoritisme yaitu dengan dibuatnya sistem pemberian umpan balik (feedback) secara berkala bagi setiap orang dalam organisasi.

Bahasa yang mudah dimengerti, membuat saya terus menerus membaca bab per bab dengan seksama.

Seperti halnya dua buku yang sudah saya review juga disini, yaitu Who Moved My Cheese dan Self Driving.

Akhir kata, buku ini bisa menjadi salah satu referensi bagi seorang manager. Bila kekeliruan ini tidak diperbaiki, aksi manajer akan terhambat.

Selamat membaca.

Comments

    1. Post
      Author

Leave a Reply to Kang Wawan Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *