Mengubah Cara Kerja: Insight Menarik dari The Get Things Done Book

Gambar: Koleksi Pribadi

Judul Buku: The Get Things Done Book
Penulis: Mikael Krogerus and Roman Tschappeler
Penerbit: Profile Books Ltd
Tahun Terbit:2023
Jumlah Halaman:171
Genre: Non-fiksi
ISBN: 978-1-80081-464-6

Halo, berjumpa lagi dengan review buku manajemen. Kali ini admin akan membahas buku yang berjudul The Get Things Done Book. Buku ini merupakan buku kedua karya Krogerus dan Tesapelar yang telah direviu admin. Buku pertama yang direviu berjudul The Decision Book.

Tentu dari judul The Get Things Done Book ini, kita sudah bisa menerka isinya. Isinya kurang lebih tentang berbagai tools bagaimana kita bisa memulai sebuah aktivitas, kemudian bagaimana kita bisa engage, dan bagaimana kita menyelesaikan suatu pekerjaan.

Kalau kita perhatikan ada beberapa poin yang menjadi keunggulan dari buku ini. Seperti buku pertama, karya dua orang penulis ini, buku ini pun merupakan resume dari beberapa referensi. Referensi lengkap diberikan penulis di bab akhir untuk membantu pembaca untuk mengetahui lebih detail tetang suatu topik yang dibahas.

Kalau kita lihat dari sisi bab, buku ini dibagi menjadi beberapa bab besar: seperti doing things, kemudian what to do before you do anything, dilanjut dengan how to get others to do things, kemudian doing things differently, dan terakhir what to do with the thing you have done.

Dalam bab Doing Things, ada beberapa resume yang bisa dinikmati pembaca seperti tentang teknik pomodoro. Penjelasan singkat bagaimana kita melakukan pekerjaan dalam 25 menit, lanjut short break 5 menit. Diulang sampai 3-4 kali untuk kemudian kita mendapatkan apa yang namanya long break.

Masih dalam bab yang sama, kita akan dijelaskan terkait dengan prototyping. Konsep prototyping ini memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam mengerjakan sesuatu tidak langsung sempurna. Selalu ada room for improvement. Tahapannya kurang lebih seperti mengerjakan draft kasar, kemudian proses reviu, lanjut reviu kembali, dan seterusnya. Selain prototyping, kita juga akan mengenal tentang bagaimana melakukan organisasi sebuah tugas. Dalam bab ini dicontohkan dalam bentuk sticky note, yang dibagi dalam 3 bagian: apa yang harus dikerjakan, mana saja yang sedang dikerjakan, dan mana yang sudah dikerjakan.

Sebelum dilanjutkan, sudah ada beberapa buku yang reviewnya bisa dinikmati disini seperti
Who Moved My Cheese,
Self Driving,
The Power of Habit ,
Make Today Count,

Kekeliruan Manajer, dan
Problem Solving 101.

Kemudian, di bab berikutnya What To Do Before You Do Anything, pembaca akan menemukan beberapa poin. Kita akan dijelaskan tentang batching. Menarik sekali pembahasan tentang batching ini, karena merupakan respon kita terhadap situasi yang kita hadapi. Situasi dimisalkan sebagai kaos kaki kotor, dot bayi, dan atap rumah yang bocor. Pada bagian ini, pembaca akan dijelaskan aksi apa yang bisa diambil ketika menghadapi 3 perumpamaan tersebut. Selanjutnya, pembaca juga akan diberikan wawasan segar tentang perbedaan antara taktik dan strategi.

Dalam topik How to Get Others To Do Things, pembaca bisa menemukan beberapa trik supaya orang lain, terutama anggota tim kita, mau mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Salah satu triknya adalah terkait dengan bagaimana kita memberikan apresiasi, kemudian bagaimana teknik semacam men-switch, menggantikan dari kata sorry menjadi terima kasih.

Kemudian juga ada trik, bagaimana kita menyampaikan feedback. Seperti teknik sandwich feedback, dimana kita mengemas dua good news diantara satu bad newsnya. Pembaca juga akan dimanjakan dengan istilah brainwriting yang menurut penulis lebih unggul dari brainstorming.

Kemudian dalam topik Doing Things Differently, ada pembahasan di mana pembaca akan diberikan semacam latihan yang disebut 5 to 25 rule. Pembaca diminta menuliskan 25 list yang menjadi keinginan untuk kemudian akhirnya fokus perhatian hanyalah pada 5 saja dari list tersebut. Kutipan menarik terkait hal ini bisa kita simak bersama: “you can’t do everything, know everything, or be everything, so it’s better to focus on only one thing and truly master it”.

Ada juga tulisan tentang 3 circle, yang saya yakin pembaca sudah mengetahuinya, yaitu: circle of control, kemudian circle of influence, dan yang terakhir adalah circle of concern. Delapan prinsip tahapan perubahan yang diperkenalkan oleh John Kotter, juga dibahas di buku ini.

Pembahasan terkahir di buku ini tentang What To Do With The Things You Have Done. Intinya, apa yang harus kita lakukan setelah kita sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan. Pembahasan di sini terkait dengan project evaluation. Dalam hal ini kita akan mengetahui sejauh mana usaha yag dilakukan. Ada juga pembahasan tentang journaling, bagaimana kita menuliskan setiap hari tentang things I did well today. Sehingga kita bisa menambah sisi pikiran positif setiap harinya.

Selamat Membaca.
Semoga bermanfaat.

Butuh referensi tentang management in actions karya Willy Mulyawan?
Simak buku-bukunya di WISATA ORGANISASI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *